Salah satu penyerang PSPS, April Hadi menuturkan, terakhir kali para pemain dan pelatih menerima gaji pada November 2011. Semenjak itu, gaji tiap bulan tak pernah diterimanya padahal para pemain wajib untuk terus bermain pada pertandingan Indonesian Super League (ISL).
"Manajemen selalu berkata dana gaji belum cair, kami sudah frustasi dan hanya bisa pasrah," ungkap Hadi.
Pemain PSPS lainnya, Danil Junaidi, mengatakan, para pemain sudah jenuh terus diimingi janji oleh manajemen mengenai pencairan gaji. Ia menilai, jika kondisinya terus demikian, maka para pemain sulit untuk dituntut profesional dalam melakoni tugasnya.
Bahkan, karena masalah itu, tambah Danil, salah satu pemain asal Kamerun, Patrice Nzekou, tidak bisa melayat Ayahandanya yang meninggal dunia di Kamerun pada pekan lalu. Ia mengatakan, awalnya, manajemen menjanjikan akan membantu Nzekou membeli tiket pesawat untuk bisa pulang kampung menghadiri pemakaman mendiang ayahnya.
"Yang ada janji, janji, janji. Tapi, hingga kini belum ada realisasinya, padahal pihak keluarga sudah menunggu. Sekarang dia (Nzekou) kecewa berat, tapi bingung mau berbuat apa," kata Danil.
Danil menambahkan, sebelumnya, enam pemain PSPS pada Jumat lalu (27/7/2012) juga telah mendatangi kediaman Ketua Umum sekaligus Komisaris Utama PT PSPS, Herman Abdulllah, untuk meminta ketegasan pengelola tentang penuntasan hak gaji pemain. Akan tetapi, mereka gagal mendapat kepastian karena yang bersangkutan tengah berada di Jakarta.
Tunggakan gaji pemain memang menjadi salah satu "penyakit" lama sepak bola nasional. Beberapa waktu lalu, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), mengungkapkan setidaknya 13 klub yang bermasalah dengan hal itu, diantaranya, Persija Jakarta (ISL), Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Persija (IPL), Persema, Pelita Jaya, Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, Bontang FC, Persiraja, Persela, Arema Indonesia (ISL), PSM Makasar, dan PSMS (ISL).
Sumber :
ANTARA
Posts
0 comments:
Post a Comment